Minggu, 06 Maret 2011

Ternyata Aku sang Pendusta Agama!

Saya ingin mengawali tulisan ini dengan kisah Rosululloh Saw dimana ketika Rosululloh saw hendak pergi ke Masjid, dihadanglah Rosul saw oleh kafir quraisy, setelah itu beliau diludahi, dilempar kotoran sehingga mengenai tubuh beliau yang suci, itu bukan hanya satu atau dua kali, akan tetapi setiap hari beliau Rosululloh  saw dihinakan seperti itu, akan tetapi pada suatu saat ketika ada hal yang ganjil, ketika beliau Rosululloh saw lewat seperti biasanya, seorang kafir quraisy itu tidak terlihat, sehingga membuat Rosululloh saw terheran “kemanakah saudaraku yang senantiasa melempari aku kotoran?” tanya Sang Terkasih kepada salah satu sahabat . “Maaf, ya Rosululloh, saya dengar kabar si fulan sekarang sakit keras, entah tidak tahu sakitnya karena apa?”, akhirnya bergegaslah setelah melakukan jamaah sholat dimasjid, Rosululloh saw pun menjenguk kafir quraisy itu.

Dimana pada saat itu si fulan terbujur tiada daya diatas ranjang yang mulai nampak kusam. Ketika itu beliau saw datang sambil membawa semangkok makanan. Sang pemilik rumah pun tersentak dan menangis tersedu -sedu sambil berkata “Yaa Rosul aku sering sekali melempari engkau dengan ludahan, kotoran dan sekarang engkau ke rumahku hanya untuk menjenguk dan membawa semangkok makanan seraya tidak ada dendam dan dengki di matamu, sedangkan tetangga dan kerabatku belum menjengukku sama sekali, Yaa Rosul sungguh mulia hatimu, aku tidak pernah menemukan sesosok manusia seperti engkau Yaa Rosul? Engkau adalah Rohmatan Lil'alamin. Engkau benar adalah kekasih Tuhan, dan kali ini aku bersaksi “Tiada Tuhan Selain Alloh dan Engkau Muhammad Adalah Utusan Alloh”.

Subhanalloh! Itulah contoh akhlaqul karimah yang diberikan beliau Rosululloh saw kepada umatnya, maka alangkah elok nan indah apabila ada sesosok orang seperti itu, walaupun dia di hina, dicaci, serta difitnah, akan tetapi hatinya selalu tenang tidak membalas, malah hinaan, cacian serta fitnahan yang menghunjam jiwanya, ia hadapi dengan aura kesabaran serta kelembutan.

Itulah muslim sejati, dia tidak akan pernah menghujat orang lain, dia selalu mengoreksi pribadi dirinya karena masih banyak kesalahan yang terpendam dan belum terurai yang menjadikan besok menjadi sebuah pertanggung jawaban di hadapan Alloh, dia selalu mendoakan saudaranya walaupun saudaranya bergelimang dengan kekufuran dan kekafiran, karena sebagai muslim sejati hatinya selalu sadar dan pandangannya selalu tembus dihadapan Sang Pencipta, karena semua itu adalah sebuah skenario yang harus dijalankan. Dia sekali-kali tidak melihat pernah melihat objek akan tetapi yang dia lihat adalah subjek, karena dibalik itu semua Dialah Sang Penggerak Makhluk, Sang Penguasa Sejati. Itulah Tuhan Sang Pencipta Alam!.

Tapi sungguh ironis, bicara tentang Tuhan akan tetapi hati kita buta dengan Tuhan, bicara tentang agama akan tetapi masih menyakiti orang lain, bicara tentang perjuangan masih ada yang merasa unggul, bicara tentang kesucian akan tetapi hati kita busuk penuh dengan ke AKU an! Awas sekali lagi bendera “AKU” berkibar, iblispun akan menertawakan kita!

Ingatlah wahai saudaraku, islam sendiri adalah sebuah keselamatan, sebuah kedamain, sebuah ketentraman, akan tetapi sudahkah lidah kita selamat sehingga tidak menfitnah orang lain lebih-lebih teman seperjuangan? Sudahkah tingkah laku kita selamat sehingga tidak menyakiti orang lain? Sudahkah akhlaqul karimah kita selamat sehingga menimbulkan sebuah kedamaian dan ketentraman diantara sesama? Atau malah sebaliknya dengan prilaku kita malah membuat sebuah perpecahan dan permusuhan diantara sesama umat masyarakat?

Tolong koreksi kedalam jangan melihat orang lain!

Sungguh naif, apabila saya tidak mengkoreksi dan menghakimi diri sendiri, ternyata saya adalah sang pendusta agama yang berkedok dengan kemuliaan. Jangan anggap ketika saya menghadirkan tulisan ini saya adalah orang mulia, tidak! Ketika pembaca tahu tentang pribadi saya mungkin akan muak, dan meninggalkan tulisan ini, dimana saya adalah sampah yang telah mengotori perjuangan agama. Yang membuat dunia menjadi kacau, yang membuat islam menjadi sumber segala fitnah, yang menjadikan islam menjadi hujatan, sebab karena sayalah islam tidak bersatu, saling benar dan menang sendiri. saya hanya bisa berucap akan tetapi tidak bisa mengetrapkan. Pembohong besar !

Al-Qur’an surat Ash-Shaf ayat 3
“amatlah besar kemurkaan disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat.”

(Ya Alloh Sucikanlah rohku, bersihkanlah hatiku, Sucikanlah roh umat suluruh jagat, bersihkanlah juga hati umat seluruh jagat. Terlalu hina dan kotor diri ini sehingga aku buta dengan Engkau, Yaa Alloh Yaa Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa hambamu, dosa teman-temanku, dosa umat masyarakat jamial alamin, sebab karena akulah dunia menjadi kacau, sebab karena akulah, islam menjadi sumber segala fitnah, sebab karena akulah islam menjadi hujatan, sebab karena akulah islam tidak bersatu, saling benar dan menang sendiri. Ya Rohman Ya Rohim Engkau Maha Tahu, aku hanya manusia lemah, hina dan tiada daya, perkenankan doa kami Yaa Alloh, matikan aku dalam ketiadaanMu, sehingga Engkau perkenankan untuk senantiasa kembali kepada KesucianMu.)

Maka lebih mulia kita diam dan merenungi kekurangan diri sendiri daripada membalas cacian, hinaan, serta fitnahan orang lain karena itu semua adalah tangga penguji sebagai kemuliaan yang terselubung. Serta tiada tempat untuk marah ketika kita dihina, sebab Alloh masih banyak menutupi aib kebusukan didalam hati kita terhadap sesama manusia. Dan semulia-mulia orang adalah orang yang bisa mengoreksi diri, lebih baik kita dicaci dari pada mencaci orang lain, lebih baik kita dihina daripada kita menghina orang lain, lebih baik kita disakiti daripada kita menyakiti orang lain, karena tidak ada orang yang dimuliakan sebelum dia diuji, tidak akan ada orang yang akan memiliki derajat yang tinggi sebelum dia dicaci, dihina, serta difitnah sehingga menghunjam jiwanya sampai benar-benar kokoh seperti batu karang tiada bergeming ketika ombak menghantam.

Ingat janganlah berselimut dengan kepura-puraan, jujurlah pada diri sendiri! Pendusta agama ataukah kita adalah kekasih Tuhan?

Renungan dahsyat untuk hati yang penuh dengan kebencian!

Tidak ada komentar:

Dipersilahkan mencari artikel blog ini