Ingatlah wahai saudaraku...!!!
Kita  ini makhluk Tuhan, hamba Allah, semestinya seorang hamba, dikala menyebut  asmaNYA, saat itu muncullah sifat kerendahan, lemah, dan berlumuran  dosa, sehingga ia tidak ingin menonjolkan diri, bahkan selalu ada  dibawah dan memiliki sifat seperti tanah, jika tanah itu di beri kotoran  mestinya tanah itu menjadi subur, begitupula dengan hati manusia ketika  ia dihina, di caci layaknya dilempar seperti kotoran, semestinya ujian  hinaan dan cacian itu bisa menjadi pupuk untuk menyuburkan hatinya.
Itu adalah sifat seorang hamba,
Tapi  memang indah, bila hati merasa takabur, sombong, dan membicarakan  kelebihan, kehebatan diri sendiri dihadapan orang lain, bahkan  menganggap semua kecil tidak ada apa-apanya, sehingga lupa bahwa diri  ini adalah ciptaan yang tiada arti, tiada daya, bukan apa-apa dan bukan  siapa-siapa.
Tapi  mengapa hati ini tidak pernah menyadari perasaan seperti itu? sudah  butakah mata hati ini? Ataukah diri ini sudah mabuk dengan keindahan  takabur dan kesombongan itu? 
Memang takabur dan kesombongan itu sangat indah Saudaraku...
Ingatkah dikala iblispun terlena dan mabuk dengan ketakaburannya, sehingga sifat AKUNYA melupakan dan membius dirinya.
Ingatkah ketika Iblis mengatakan kepada Allah:
Ana khoirun minhu kholaqtani minnarin wa kholaqtahu mintiin (Al A’raaf 12)
“Aku lebih baik daripada adam, kuciptakan aku dari api dan ada kau ciptakan dari tanah”
 Dikala itu Iblispun lupa bahwa iapun adalah ciptaan yang tiada kemampuan dan kekuatan, tanpa DIA (ALLAH) iapun tidak akan wujud.
Inilah  indahnya ketakaburan dan kesombongan, yang muncul akibat sifat AKU yang  ada didalam hati, sehingga Sang Pencipta pun dianggap kecil apalagi  yang lainnya.
Bagaimanakah dengan diri kita? 
Sudahkah kita sebagai seorang hamba? 
Ataukah kita mengaku menjadi seorang hamba?, tapi kenyataanya kita tidak mengenal kepadaNYA.
Ketika  kita beribadah, ketika kita sholat, ketika kita menunaikan ibadah haji,  bahkan ketika kita bisa mencium “Hajar Aswad”, tidak terasa kesombongan  dan kebanggaan justru menyuburkan sifat AKU sehingga nampak perasaan  suci seakan-akan dirinya dekat dengan TuhanNYA.
Alangkah indahnya ketakaburan dan kesombongan itu bisa menyuburkan sifat AKU didalam diri seorang hamba.
Inilah  seutas benang merah yang membuat seorang hamba masuk dalam “kubangan  syirik”, karena si hamba merasa memiliki karakter sebagai Tuhan, bukan  karakter seorang hamba yang memiliki sifat lemah, rendah, dan merasa  penuh dosa.
Siapakah yang selamat dari sifat itu? 
Celakalah kalau kita terjangkit dan ternoda dengan virus-virus AKU, sehingga iman kita hanya sebagai fatamorgana. 
Inilah keanehan hati, keanehan jiwa, keanehan roh seorang hamba, 
Mungkinkah roh kita sudah sangat payah?
Ataukah roh kita sudah sakit parah?
Bahkan mungkin sudah mati?
Pernahkan kita menyadari fenomena ini? 
Hanya  hati yang jernih yang penuh dengan kerendahan dan kasih sayanglah yang  akan mendapatkan pertolongan dahsyat dari YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA  PENYAYANG.
Sehingga  si hamba lebur dalam ketiadaannya untuk menemukan dan kembali menyatu  kedalam keberadaanNYA, karena Si Hamba tidak akan pernah ada.
Kata  Sang Prof: Inilah yang disebut TAJALLI (BILLAH yang hakiki) sehingga  jelas didalam jiwa si hamba yang ada dan yang wujud hanya DIA (ALLAH)  dan Inilah HAKIKAT pengetrapan kalimah TOYYIBAH : “LAA ILAAHA ILLALLOH”.
Hal itu sesuai dengan firman ALLAH dalam surat Al Qasas 88:
“Janganlah  kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak  ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti  binasa, kecuali Allah. BagiNyalah segala penentuan, dan hanya  kepada-Nyalah kamu dikembalikan” 
Beliau  mengatakan dengan doa pembersih hati karya Syeikh Al Habib Sayyid Abdul  Madjid Ma’roef RA, adalah salah satu alat yang paling mudah untuk  mencapai penjiwaan dan pengetrapan kalimah TOYYIBAH tersebut, sehingga  kita menjadi hamba yang hakiki (ABDULLAH HAQQON):
“ALLOHUMMA  YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WA SALLIM WA  BAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIW WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD,  FII KULLI LAMHATIW WANAFASIM BI’ADADI MA’LUUMAATILLAHI WA FUYUUDLHOOTIHI  WA AMDAADIH“
###
Perhatikan jika hati manusia sudah terkena virus KEAKUAN maka:
Jangankan  diajak ingat kepada Allah, ingat kepada dosapun tidak mampu, bahkan  lebih-lebih menangisi dosa yang berkarat ini sudah sangat sulit, yang  ada hanya kesombongan yang nampak, ke AKU an yang menjadi, kesenangannya  menonjolkan diri, bahkan menfitnah sesama saudara maupun orang lain,  seakan-akan dirinya yang merasa benar dan suci sendiri.
Inilah jiwa yang sakit, rohani yang buta karena sudah diikat oleh nafsu ananiyah.
Kalau  telinga rohani kita tidak tuli, mungkin kita akan mendengar jeritan  jiwa yang sekarang sedang meronta, tapi sayang telinga rohani kita tuli,  tidak mendengar jeritan jiwa yang telah diikat dan dibantai dengan  kejinya oleh nafsu ananiyah.
Ketika bibir menyebut asmaNYA, semestinya hati ini merasakan kehadiranNYA, 
Maksudnya  ketika menyebut Asma AgungNYA, maka tidak ada sedikitpun pengakuan  apapun yang ada didalam dirinya, karena semuanya harus lebur, harus  hilang, dan harus tiada (NOL) termasuk dirinya sendiri, karena yang  mutlak ada hanyalah DIA.
Maka...
Jangan pernah kau kotori “Asma Agung” itu dengan kemunafikan kita,
Jangan pernah kau kotori “Asma Agung” itu dengan kebencian kita,
Jangan pernah kau kotori “Asma Agung” itu dengan KEAKUAN kita, dan
Jangan pernah kau kotori “Asma Agung” itu  dengan perasaan mampu dan merasa ada,
Ingatlah wahai saudaraku...!!!
Manusia hidup di dunia ada batasnya antara 60 – 70 tahun lamanya:
1 hari akhirat = 1000 tahun dunia
24 jam akhirat = 1000 tahun dunia
3 jam akhirat = 125 tahun dunia
1,5 jam akhirat = 62,5 tahun dunia
Maka hidup ini jika dilihat dari langit hanyalah 1,5 jam saja.
Setelah itu jiwa pasti akan berpulang, roh akan kembali kepadaNYA,
Semua yang melekat di dalam diri kita pasti akan kita tinggal,
Kemuliaan, kepandaian, kemewahan, anak, istri, suami, bahkan derita yang sekarang kita alami, semua akan kita tinggal.
Ingatlah wahai saudaraku...!!!
Hanya  satu setengah jam saja, menentukan kehidupan abadi kita kelak berjumpa  denganNYA atau malah kita akan tersesat tidak tahu jalan?
Hanya satu setengah jam saja permainan itu berlangsung (penderitaan, sakit, kemiskinan, kemuliaan, dsb), maka bersabarlah.
Hanya satu setengah jam saja, hilangkan perasaan AKU yang telah menempel dihati kita, coba jadilah sebagai hamba yang sejati bukan hamba yang imitasi yang penuh dengan kebusukan dan kemunafikan.
Hanya satu setengah jam saja, pasrahkan jiwa, NOL semuanya, kembalikan kepada yang Maha Ada.
Hanya satu setengah jam saja, mari langkah ini kita jadikan langkah yang penuh perjuangan yang penuh barokah, dan
Hanya satu setengah jam saja, bernafaslah di dalam sholawat, berjalanlah di dalam sholawat, hidup dan matilah di dalam sholawat.
Ingat... !!! Satu setengah jam, dalam kehidupan ini menentukan segala-galanya yang tidak lepas dari kehendakNYA.
Selamat dan sukses, semoga Allah meridhoi...Aamiin.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar