Selasa, 15 Maret 2011

Ternyata Aku Sang Penipu Tuhan !


Ilmu sangatlah penting didalam kehidupan kita, yang membuat orang mulia juga karena ilmu, apapun disiplin ilmunya, tetap intinya adalah membentuk akhlakul karimah,


Maka yang dimaksud Akhlaqul Karimah itu apa ?

Perpaduan antara perbuatan lahir dan batin yang baik itulah yang dimaksud Akhlaqul Karimah.

Jadi apabila orang mempunyai ilmu walaupun setinggi langit akan tetapi tidak mempunyai akhlakul karimah/tata-krama/sopan-santun/subo-sito/unggah-ungguh/adab berarti ilmu itu tiada manfaat, walaupun kita sebagai seorang intelektual, seorang yang alim akan tetapi kalau kita tidak mempunyai tata krama maka ilmu kita itu tiada manfaat.

Dalam hal ini mari kita koreksi sedalam-dalamnya didalam diri kita, dimana kita semakin tambah usia, menelaah ilmu kemana-mana sudah beradabkah kita ? sudah berakhlakkah kita ? terutama beradab kepada Alloh, beradab kepada Rasululloh, beradab, kepada Ibu-Bapak kita, maupun beradab kepada sesama manusia, bahkan kepada makhluk jamial alamin. Maka dari itulah betapa pentingnya menjaga sopan santun terhadap semua orang.
"Memelihara kesopanan ini harus diutamakan, sebelum melaksanakan perintah"
Jadi adab ini tidaklah mudah, merupakan suatu hidayah yang sangat agung, tidak semua orang bisa mempunyai adab sopan santun, banyak diantara kita yang alim tapi malah tidak memiliki tata krama, inginnya agar bisa dihormati orang lain apalagi orang yang sudah mencapai derajat pimpinan pasti inginnya dihormati dan tidak mau dibawah.
Oleh karena itu apabila kita ingin mengukur diri kita ini cukup dilihat dari perbuatan lahir dan batin kita. Kalau antara lahir dan batin tidak sama itulah yang disebut munafik.
Maka kalau kita ini benar-benar beradab pastinya bisa menghadap Alloh, sedangkan orang yang tidak mempunyai adab pasti sholatnya tidak khusyu'. Tapi kalau sholatnya sopan ini pasti akan bisa mengahadap dengan khusyu'.
Bagaimana dengan kita ? sudah beradabkah kita ? Jangan menipu Tuhan, karena Tuhan Maha Tahu !
Orang yang beradab dia tidak pernah merasa baik, merasa pandai, merasa alim, merasa lebih unggul dari orang lain, karena dia sadar dan mengetahui bahwa semua itu tanpa kehendakNya tidak akan mungkin terjadi "Laa haula walaa quwwata illa billah".
Seseorang yang diangkat derajatnya oleh Alloh disebabkan karena adabnya yang baik, dan sebab seseorang diturunkan derajatnya juga disebabkan karena adabnya yang buruk. Rosululloh sendiri menempati kedudukan tertinggi dan termulia juga karena akhlaqnya yang terkenal luhur. dan Alloh memberikan pujian didalam Al-Quran Al-Qalam ayat 4 :
"Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung"
inilah menjadikan sebabnya Rosululloh diutus untuk mendidik dan membimbing manusia agar mempunyai budi pekerti yang luhur.
"Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq yang luhur" (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, dan Al-Hakim).
Maka orang yang telah mempunyai tatakrama dan sadar kepada Alloh otomatis diberikan kesabaran. Dan sabar ini sangat diperlukan, karena kesabaran inilah yang merupakan benteng untuk menghadapi krisis permasalahan dijagad raya yang penuh dengan keangkuhan dan kepongahan ini.
Pernah tejadi didalam sejarah
Suatu hari, Rasululloh saw bertamu ke rumah Abu Bakar Ash-Shidiq. Ketika bercengkrama dengan Rasululloh saw, tiba-tiba datang seorang Arab Badui menemui Abu Bakar dan langsung mencela Abu Bakar. Makian, kata-kata kotor keluar dari mulut orang itu. Namun, Abu Bakar tidak menghiraukannya. Ia melanjutkan perbincangan dengan Rasululloh. Melihat hal ini, Rasululloh tersenyum.

Kemudian, orang Arab Badui itu kembali memaki Abu Bakar. Kali ini, makian dan hinaannya lebih kasar. Namun, dengan keimanan yang kokoh serta kesabarannya, Abu Bakar tetap membiarkan orang tersebut. Rasululloh saw. kembali memberikan senyum.

Semakin marahlah orang Arab Badui tersebut. Untuk ketiga kalinya, ia mencerca Abu Bakar dengan makian yang lebih menyakitkan. Kali ini, selaku manusia biasa yang memiliki hawa nafsu, Abu Bakar tidak dapat menahan amarahnya. Dibalasnya makian orang Arab Badui tersebut dengan makian pula. Terjadilah perang mulut. Seketika itu, Rasululloh saw beranjak dari tempat duduknya. Ia meninggalkan Abu Bakar tanpa mengucapkan salam.

Melihat hal ini, selaku tuan rumah, Abu Bakar tersadar dan menjadi bingung. Dikejarnya Rasululloh  saw. yang sudah sampai halaman rumah. Kemudian Abu Bakar berkata,"Wahai Rasululloh, janganlah Engkau biarkan aku dalam kebingungan yang sangat. Jika aku berbuat kesalahan, jelaskan kesalahanku!"

Rasululloh menjawab,"Sewaktu ada seorang Arab Badui datang dengan membawa kemarahan serta fitnahan lalu mencelamu, kulihat kau tenang, diam dan engkau tidak membalas, aku bangga melihat engkau orang yang kuat mengahadapi tantangan, menghadapi fitnah, kuat menghadapi cacian, dan aku tersenyum karena ribuan malaikat di sekelilingmu mendoakan dan memohonkan ampun untukmu, kepada ALLOH swt. Begitu pun yang kedua kali, ketika ia mencelamu dan engkau tetap membiarkannya, maka para malaikat semakin bertambah banyak jumlahnya. Oleh sebab itu, aku tersenyum. Namun, ketika ketiga kalinya ia mencelamu dan engkau menanggapinya, dan membalasnya, maka seluruh malaikat pergi meninggalkanmu. Hadirlah iblis di sisimu. Oleh karena itu, aku tidak ingin berdekatan dengan kamu aku tidak ingin berdekatan dengannya, dan aku tidak memberikan salam kepadanya."

Setelah itu menangislah abu bakar ketika diberitahu tentang rahasia kesabaran bahwa itu adalah kemuliaan yang terselubung.

Maka dari itu kita bersama-sama mari mengoreksi diri kita masing-masing, bagaimana dengan diri kita? kita datangkan rombongan-rombongan iblis dengan membalas cacian, fitnahan yang datang pada diri kita atau dengan kesabaran kita datangkan rombongan malaikat yang siap memohonkan ampunan untuk kita kepada Alloh swt. itu semua tergantung dari akhlaqul karimah yang terkandung didalam hati kita masing-masing.

Mudah-mudahan pembahasan pengajian kitab al-hikam kali ini bisa menggugah hati yang yang keras menjadikan hati yang benar-benar lunak, sabar menghadapi segala problema yang kita hadapi didunia ini. Amin Allohumma Amin Ya Robbal'alamin.

Tidak ada komentar:

Dipersilahkan mencari artikel blog ini