Ilmu sangatlah penting didalam kehidupan kita, yang membuat orang mulia juga karena ilmu, apapun disiplin ilmunya, tetap intinya adalah membentuk akhlakul karimah,
Maka yang dimaksud Akhlaqul Karimah itu apa ?
Perpaduan antara perbuatan lahir dan batin yang baik itulah yang dimaksud Akhlaqul Karimah.
Jadi  apabila orang mempunyai ilmu walaupun setinggi langit akan tetapi  tidak mempunyai akhlakul karimah/tata-krama/sopan-santun/subo-sito/unggah-ungguh/adab berarti ilmu  itu tiada manfaat, walaupun kita sebagai seorang intelektual, seorang yang alim akan tetapi kalau kita tidak mempunyai tata krama maka ilmu kita itu tiada  manfaat.
Dalam  hal ini mari kita koreksi sedalam-dalamnya didalam diri kita, dimana  kita semakin tambah usia, menelaah ilmu kemana-mana sudah beradabkah  kita ? sudah berakhlakkah kita ? terutama beradab kepada Alloh, beradab  kepada Rasululloh, beradab, kepada Ibu-Bapak kita, maupun beradab kepada  sesama manusia, bahkan kepada makhluk jamial alamin. Maka dari itulah betapa pentingnya menjaga sopan santun terhadap semua orang.
"Memelihara kesopanan ini harus diutamakan, sebelum melaksanakan perintah"
Jadi  adab ini tidaklah mudah, merupakan suatu hidayah yang sangat agung,  tidak semua orang bisa mempunyai adab sopan santun, banyak diantara kita  yang alim tapi malah tidak memiliki tata krama,  inginnya agar bisa dihormati orang lain apalagi orang yang sudah  mencapai derajat pimpinan pasti inginnya dihormati dan tidak mau dibawah.
Oleh  karena itu apabila kita ingin mengukur diri kita ini cukup dilihat dari  perbuatan lahir dan batin kita. Kalau antara lahir dan batin tidak sama  itulah yang disebut munafik.
Maka  kalau kita ini benar-benar beradab pastinya bisa menghadap Alloh, sedangkan orang yang tidak mempunyai adab pasti sholatnya tidak khusyu'.  Tapi kalau sholatnya sopan ini pasti akan bisa mengahadap dengan  khusyu'.
Bagaimana dengan kita ? sudah beradabkah kita ? Jangan menipu Tuhan, karena Tuhan Maha Tahu !
Orang  yang beradab dia tidak pernah merasa baik, merasa pandai, merasa alim,  merasa lebih unggul dari orang lain, karena dia sadar dan  mengetahui bahwa semua itu tanpa kehendakNya tidak akan mungkin terjadi "Laa haula walaa quwwata illa billah".
Seseorang  yang diangkat derajatnya oleh Alloh disebabkan karena adabnya yang baik, dan sebab seseorang diturunkan derajatnya juga disebabkan karena adabnya  yang buruk. Rosululloh sendiri menempati kedudukan tertinggi dan  termulia juga karena akhlaqnya yang terkenal luhur. dan Alloh memberikan  pujian didalam Al-Quran Al-Qalam ayat 4 :
"Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung"
inilah menjadikan sebabnya Rosululloh diutus untuk mendidik dan membimbing manusia agar mempunyai budi pekerti yang luhur.
"Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq yang luhur" (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, dan Al-Hakim).
Maka  orang yang telah mempunyai tatakrama dan sadar kepada Alloh otomatis diberikan kesabaran. Dan sabar ini sangat diperlukan, karena kesabaran  inilah yang merupakan benteng untuk menghadapi krisis permasalahan  dijagad raya yang penuh dengan keangkuhan dan kepongahan ini.
Pernah tejadi didalam sejarah
Suatu  hari, Rasululloh saw bertamu ke rumah Abu Bakar Ash-Shidiq. Ketika  bercengkrama dengan Rasululloh saw, tiba-tiba datang seorang Arab Badui  menemui Abu Bakar dan langsung mencela Abu Bakar. Makian, kata-kata  kotor keluar dari mulut orang itu. Namun, Abu Bakar tidak  menghiraukannya. Ia melanjutkan perbincangan dengan Rasululloh. Melihat  hal ini, Rasululloh tersenyum.
Kemudian,  orang Arab Badui itu kembali memaki Abu Bakar. Kali ini, makian dan  hinaannya lebih kasar. Namun, dengan keimanan yang kokoh serta  kesabarannya, Abu Bakar tetap membiarkan orang tersebut. Rasululloh  saw. kembali memberikan senyum.
Semakin  marahlah orang Arab Badui tersebut. Untuk ketiga kalinya, ia mencerca  Abu Bakar dengan makian yang lebih menyakitkan. Kali ini, selaku manusia  biasa yang memiliki hawa nafsu, Abu Bakar tidak dapat menahan  amarahnya. Dibalasnya makian orang Arab Badui tersebut dengan makian  pula. Terjadilah perang mulut. Seketika itu, Rasululloh saw beranjak dari  tempat duduknya. Ia meninggalkan Abu Bakar tanpa mengucapkan salam.
Melihat  hal ini, selaku tuan rumah, Abu Bakar tersadar dan menjadi bingung.  Dikejarnya Rasululloh  saw. yang sudah sampai halaman rumah. Kemudian Abu  Bakar berkata,"Wahai Rasululloh, janganlah Engkau biarkan aku dalam kebingungan yang sangat. Jika aku berbuat kesalahan, jelaskan kesalahanku!"
Rasululloh menjawab,"Sewaktu  ada seorang Arab Badui datang dengan membawa kemarahan serta fitnahan  lalu mencelamu, kulihat kau tenang, diam dan engkau tidak membalas, aku  bangga melihat engkau orang yang kuat mengahadapi tantangan, menghadapi  fitnah, kuat menghadapi cacian, dan aku tersenyum karena ribuan malaikat  di sekelilingmu mendoakan dan memohonkan ampun untukmu, kepada ALLOH swt. Begitu pun yang kedua kali, ketika ia mencelamu dan engkau tetap  membiarkannya, maka para malaikat semakin bertambah banyak jumlahnya.  Oleh sebab itu, aku tersenyum. Namun, ketika ketiga kalinya ia mencelamu  dan engkau menanggapinya, dan membalasnya, maka seluruh malaikat  pergi meninggalkanmu. Hadirlah iblis di sisimu. Oleh karena itu, aku  tidak ingin berdekatan dengan kamu aku tidak ingin berdekatan dengannya,  dan aku tidak memberikan salam kepadanya."
Setelah itu menangislah abu bakar ketika diberitahu tentang rahasia kesabaran bahwa itu adalah kemuliaan yang terselubung.
Maka  dari itu kita bersama-sama mari mengoreksi diri kita masing-masing, bagaimana dengan diri kita?  kita datangkan rombongan-rombongan iblis dengan membalas cacian,  fitnahan yang datang pada diri kita atau dengan kesabaran kita datangkan  rombongan malaikat yang siap memohonkan ampunan untuk kita kepada Alloh swt. itu semua tergantung  dari akhlaqul karimah yang terkandung didalam hati kita masing-masing.
Mudah-mudahan  pembahasan pengajian kitab al-hikam kali ini bisa menggugah hati yang  yang keras menjadikan hati yang benar-benar lunak, sabar menghadapi  segala problema yang kita hadapi didunia ini. Amin Allohumma Amin Ya Robbal'alamin.

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar