Awas jangan bermain-main dalam pengetrapan Billah!
Mungkin banyak diantara kita terutama Penulis sendiri berbicara dan membahas tentang ilmu Billah (ilmu kesadaran kepada Allah),  tapi apakah Billah itu sudah menyatu di dalam hati kita, sehingga  terlihat dari sikap dan sifat kita penuh kasih sayang? ataukah Billah  itu hanya sekedar di akal, sehingga Billah itu hanya sekedar  akal-akalan? dan dibuat untuk menutupi kesalahannya dengan dalih "Semua adalah Allah!".
Billah  adalah rasa, yang tumbuh di dalam kesadaran jiwa, bukan diakal, yang  akhirnya Billah itu diolah dan di pengaruhi oleh akal pikiran.
Iblispun  menguasai hati kita sehingga ilmu Billah yang semestinya bersemayam  didalam jiwa dan hati, oleh Iblis diangkat supaya bersemayam di akal  pikiran manusia, sehingga Billah hanya di ucapkan tapi tidak pernah  dirasakan.
Ingat Firman Allah:
"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak  kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu  kerjakan."(QS. 61 :2-3)
Lalu bagaimanakah dengan Billah yang ada pada diri kita?
Ingat!
Billah menghancurkan rasa dendam,
Billah menghancurkan rasa iri dan hasud,
Billah menghancurkan rasa sombong dan bangga,
Billah menghancurkan rasa saling fitnah menfitnah,
Billah menghancurkan perasaan ingin menjatuhkan orang lain,
Billah juga menghancurkan keinginan untuk mencari pengaruh,
Karena Billah itu adalah rasa dan kesadaran jiwa, ingat bukan pengertian di akal pikiran.
Maka  jangan bermain-main dengan Ilmu Billah, karena sama saja engkau  melecehkan Tuhan!, sama saja engkau menantang Tuhan! dengan dalih semua  berasal dari Tuhan!, tapi bukan tumbuh dari rasa dan kesadaran jiwa,  hanya sekedar pengertian belaka.
Dan  ketika ia dihujat dengan fitnah, ketika ia dihujat dengan cacian, maka  jiwa yang penuh dengan pengetrapan Billah tentu hanya diam dan tidak  mengurangi rasa kasih sayangnya terhadap orang yang menfitnah dan  menghujatnya, karena dia sadar bahwa semuanya itu adalah datang dari  TuhanNya, karena hidup ini tidak lepas dari skenarioNya sehingga tidak  ada sedikitpun rasa benci terhadap siapapun yang menfitnah dan menghina  dirinya.
Munafikkah  kita dalam pengetrapan Billah? Kenyataan kita masih jahat, ahli fitnah  (penghujat) bahkan kita merasa baik dan memandang orang lain kecil.
Firman Allah:
"Dan  hamba-hamba yang baik dari Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah)  orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila  orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang  mengandung) keselamatan"(QS. 25:63)
Ingat Billah adalah rasa dan kesadaran jiwa!
####
Sebuah kisah dari seorang hamba dalam perjalanan mencari TuhanNya, yang bisa kita ambil pelajaran.
Suatu  saat seorang hamba tersebut bermunajat dengan khusuknya kepada  TuhanNya, ia berucap dengan lirih dan penuh ketawadhuan, dihiasi dengan  air mata yang meleleh dipipinya yang sudah keriput, yang ia lakukan  lebih dari 25 tahun perjalanan dalam hidupnya seraya berucap
"Yaa  Allah.. selain Engkau adalah kecil, tidak ada apa-apanya, maka aku  tidak butuh semuanya, semuanya adalah palsu dan menipu, maka aku hanya  butuh Engkau karena selain Engkau tiada arti"
Maka saat itu ada suara jiwa (hatif) yang sangat keras mengatakan:
"Sombong engkau wahai hambaku! Apakah kamu sudah suci berhadapan denganKu!"
"Jangan  kau selimuti ketakaburanmu atas namaKu, ingatlah semua yang Kuciptakan  adalah alat untuk mengenalku karena apa yang kuciptakan itu tidak  sia-sia"
"Ingat  hambaku yang bisa menghadapKu ya Aku!, yang bisa mengingatKu ya Aku!,  dan yang bisa mengenal Aku ya Aku, (AROFTU ROBBI BI ROBBI) karena engkau  bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa, karena engkau adalah kehendakKu  dan makhlukKu"
Maka  menangislah si hamba itu dalam kehinaan dan kerendahannya, karena  menganggap dirinya dekat dengan TuhanNya, terasa malu dia menyadari  kebodohannya karena ada pengakuan mampu mendekat kepadaNya.
#####
Ingat!  Billah bukan diakal akan tetapi Billah harus dirasakan, semakin orang  itu Billah semakin tidak berkutik untuk membuat dirinya bangga, merasa  aku, karena Ilmu Billah itu adalah sinar penerang hati serta membimbing  untuk melihat kelemahan dan cacatnya diri sendiri dan menyadari semuanya  hanya TuhanNya sehingga dia tiada daya dan upaya kecuali dari TuhanNya  dan dia merasa NOL dan NOL itupun di NOL kan lagi, artinya tidak ada  yang apa-apa, hanya DIA (ALLAH).
Sesuai dengan hukum logika
"Apapun yang diciptakan itu asalnya tidak ada"
Lalu bagaimana dengan perasaan kita?
Sedikit kita merasa ada dan merasa AKU, maka dia tidak akan bisa bertemu dan menemukan TuhanNya.
Mungkinkah yang tidak ada bisa menemukan yang ada?
Mungkinkah yang tidak ada bisa mengingat yang ada?
Mungkinkah yang tidak ada bisa mengenal yang ada?
Mungkinkah yang tidak ada bisa mencintai yang ada?
JAWABNYA MUSTAHIL!
Maka  DIALAH yang bisa menemukan DIA,
DIALAH yang bisa mengingat DIA,
DIALAH yang bisa mengenal DIA dan
DIALAH yang bisa mencintai DIA.
DIALAH yang bisa mengingat DIA,
DIALAH yang bisa mengenal DIA dan
DIALAH yang bisa mencintai DIA.
Tidak  tahu malu dan bodohnya kita bila merasa 
MAMPU BERMUJAHADAH,
MAMPU BERDZIKIR,
MAMPU BERIMAN,
MAMPU MA'RIFAT, DAN
MAMPU CINTA KEPADANYA!
MAMPU BERMUJAHADAH,
MAMPU BERDZIKIR,
MAMPU BERIMAN,
MAMPU MA'RIFAT, DAN
MAMPU CINTA KEPADANYA!
RENUNGKANLAH…..!!!

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar